Penyakit Hepatitis Akut yang ditemukan pada anak-anak di Eropa, Amerika, serta Asia dan telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022 telah terdeteksi di DKI Jakarta. Tiga anak dilaporkan meninggal dunia.
Ketiganya meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di RSCM Jakarta dalam kurun waktu dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Pasien merupakan rujukan dari Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Beberapa gejala klinis yang ditemukan pada ketiga pasien yaitu mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Menyusul adanya temuan ini, @KemenkesRI bersama @dinkesJKT meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan investigasi secara intensif penyebab dari penyakit Hepatitis Akut dengan melakukan pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemologi.
Penyakit Hepatitis Akut tercatat ada 170 kasus di lebih dari 12 negara di Eropa, Amerika & Asia. Sekitar 17 anak atau 10% diantaranya memerlukan transplantasi hati.
Penyakit Hepatitis Akut ini dilaporkan menyerang anak direntang usia 1 bulan hingga 16 tahun.
Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab penyakit Hepatitis Akut.
Hasil pemeriksaan laboratorium di luar negeri menunjukkan bahwa tidak ditemukan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E sebagai penyebab penyakit ini.
Hasil lab juga menunjukkan bahwa 74 kasus diluar negeri terdeteksi Adenovirus dan setelah dilakukan tes molekuler teridentifikasi sebagai F type 41, 20 kasus terdeteksi SARS-CoV-2 sementara 19 kasus lainnya terdeteksi ko-infeksi SARS-CoV-2 dan Adenovirus.
Mengantisipasi hal tersebut, @KemenkesRI mengeluarkan Surat Edaran yg meminta semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dengan memperkuat aktivitas surveilans kepada masyarakat & meningkatkan aktivitas promotif preventif dengan menggiatkan pola hidup bersih & sehat.
Upaya pencegahan Hepatitis Akut yg bisa dilakukan :
Ketiganya meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di RSCM Jakarta dalam kurun waktu dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Pasien merupakan rujukan dari Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Beberapa gejala klinis yang ditemukan pada ketiga pasien yaitu mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
Menyusul adanya temuan ini, @KemenkesRI bersama @dinkesJKT meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan investigasi secara intensif penyebab dari penyakit Hepatitis Akut dengan melakukan pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemologi.
Penyakit Hepatitis Akut tercatat ada 170 kasus di lebih dari 12 negara di Eropa, Amerika & Asia. Sekitar 17 anak atau 10% diantaranya memerlukan transplantasi hati.
Penyakit Hepatitis Akut ini dilaporkan menyerang anak direntang usia 1 bulan hingga 16 tahun.
Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab penyakit Hepatitis Akut.
Hasil pemeriksaan laboratorium di luar negeri menunjukkan bahwa tidak ditemukan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E sebagai penyebab penyakit ini.
Hasil lab juga menunjukkan bahwa 74 kasus diluar negeri terdeteksi Adenovirus dan setelah dilakukan tes molekuler teridentifikasi sebagai F type 41, 20 kasus terdeteksi SARS-CoV-2 sementara 19 kasus lainnya terdeteksi ko-infeksi SARS-CoV-2 dan Adenovirus.
Mengantisipasi hal tersebut, @KemenkesRI mengeluarkan Surat Edaran yg meminta semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dengan memperkuat aktivitas surveilans kepada masyarakat & meningkatkan aktivitas promotif preventif dengan menggiatkan pola hidup bersih & sehat.
Upaya pencegahan Hepatitis Akut yg bisa dilakukan :
- Rutin cuci tangan pakai sabun
- Cuci seluruh bahan makanan hingga bersih
- Pastikan makanan dalam keadaan matang & bersih
- Tidak bergantian alat makan
- Hindari kontak dgn orang sakit
- Jaga Kebersihan
- Disiplin prokes